);

Turnover Karyawan – Sebenarnya Negatif Atau Positif Ya?

Begitu mendengar kata turnover umumnya para HRD akan langsung mengerutkan dahi sebagai pertanda betapa merepotkannya hal yang satu ini. bagaimana tidak, proses rekrutmen yang panjang dan menghabiskan banyak pikiran, tenaga dan biaya harus berakhir dengan perpisahan oleh karyawan yang bersangkutan.

Namun, terlepas daripada itu, turnover sebenarnya merupakan sesuatu yang lazim dialami oleh seluruh perusahaan. Yang membedakan adalah jenis turnover dan tingkat kejadiannya. Jika hanya sedikit maka tidak akan memberikan masalah berarti bagi perusahaan. Namun jika angka kejadiannya banyak atau tinggi dalam waktu yang berdekatan, maka perusahaan mau tidak mau harus dihadapkan dengan berbagai masalah pelik yang ditimbulkannya.

Apa Itu Turnover?

Ada berbagai pendapat dari para ahli yang bisa dijadikan rujukan dalam memahami apa itu turnover, antara lain:

  • Ronald dan Milkha (2014)

Turnover adalah kecenderungan atau intensitas individu untuk meninggalkan organisasi dengan berbagai alasan dan diantaranya keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

  • Robbins dan Judge (2009)

Turnover adalah tindakan pengunduran diri secara permanen yang dilakukan oleh karyawan baik secara sukarela ataupun tidak sukarela, berupa pengunduran diri, perpindahan keluar unit organisasi, pemberhentian atau kematian anggota organisasi.

  • Rivai (2009)

Turnover adalah keinginan karyawan untuk berhenti kerja dari perusahaan secara sukarela atau pindah dari satu tempat kerja ke tempat kerja lain menurut pilihannya sendiri.

Selain 3 definisi turnover tersebut, masih ada banyak definisi turnover yang diungkapkan oleh ahli lain yang secara umum bisa dipahami bahwa turnover adalah pergantian karyawan baik atas kemauan sendiri ataupun keputusan dari perusahaan.

Dalam dunia kerja juga dikenal jenis-jenis turnover yang terbagi atas hal-hal spesifik yang mendasarinya.

Jenis-jenis Turnover

Menurut Mathis & Jackson (2000) terdapat 3 jenis turnover yang terbagi berdasarkan kesediaan karyawan, tingkat fungsionalnya, serta berdasarkan bentuk pengendaliannya.

A. Jenis Turnover Berdasarkan Kesediaan Karyawan

Ada 2 jenis turnover berdasarkan kesediaan karyawan, yakni turnover secara tidak sukarela dan turnover secara sukarela.

1. Turnover Secara Tidak Sukarela

Turnover secara tidak sukarela bisa dipahami sebagai pergantian karyawan yang dipicu oleh kebijakan perusahaan, peraturan kerja dan standar kinerja yang tidak dipenuhi oleh karyawan, seperti kinerja yang buruk dan pelanggaran peraturan kerja.

2. Turnover Secara Sukarela

Turnover secara sukarela adalah pergantian karyawan karena karena karyawan yang bersangkutan meninggalkan perusahaan atas keinginannya sendiri, yang biasanya disebabkan oleh faktor peluang karir di perusahaan lain, gaji, pengawasan, geografi, masalah keluarga dan sebagainya.

B. Jenis Turnover Berdasarkan Tingkat Fungsionalnya

Terdapat 2 jenis turnover berdasarkan tingkat fungsionalnya, yakni turnover fungsional dan turnover disfungsional.

  1. Turnover Fungsional

Turnover fungsional adalah situasi pergantian karyawan dimana karyawan yang bersangkutan meninggalkan perusahaan karena memiliki kinerja yang lebih rendah, kurang bisa diandalkan, atau mengganggu rekan kerja.

2. Turnover Disfungsional

Turnover disfungsional adalah situasi pergantian karyawan dimana karyawan yang penting dan memiliki kinerja bagus meninggalkan perusahaan pada saat genting.

C. Jenis Turnover Berdasarkan Bentuk Pengendaliannya

Jenis turnover berdasarkan bentuk pengendaliannya terbagi menjadi 2 yakni turnover yang tidak dapat dikendalikan dan turnover yang dapat dikendalikan.

1.Turnover yang Tidak Dapat Dikendalikan

Turnover yang tidak dapat dikendalikan adalah pergantian karyawan dengan alasan di luar pengaruh perusahaan, misalnya masalah geografis maupun masalah pribadi karyawan.

2. Turnover yang Dapat Dikendalikan

Turnover yang dapat dikendalikan adalah pergantian karyawan karena adanya faktor pengaruh dari perusahaan dimana hal tersebut sebenarnya bisa diatasi oleh perusahaan tanpa perlu karyawan yang bersangkutan keluar dari perusahaan.

Lalu, apa saja hal yang sebenarnya bisa menyebabkan terjadinya berbagai jenis turnover tersebut?

Faktor Penyebab Turnover

Inilah beberapa faktor penyebab turnover di perusahaan:

  • Usia karyawan yang masih muda sehingga cenderung memilki keinginan untuk mencoba-coba pekerjaan.
  • Interaksi lintas usia dan kurangnya sosialisasi awal masa kerja.
  • Beban kerja yang terlalu berat.
  • Lingkungan atau budaya kerja yang tidak sehat.
  • Kepuasan kerja yang rendah.
  • Gaji yang dirasa tidak sesuai atau tidak adil.
  • Banyaknya lowongan kerja dan kemudahan melamar kerja lewat berbagai media.

Cara Mengetahui Tingkat Turnover Perusahaan

Untuk mengetahui tingkat turnover perusahaan apakah rendah atau tinggi bisa didapat dari perhitungan dengan rumus berikut:

Dimana:

TO = prosentase turnover.

Jumlah Karyawan Diterima = jumlah karyawan yang diterima dalam suatu perusahaan.

Jumlah Karyawan Keluar = jumlah karyawan yang keluar dalam suatu perusahaan.

Jumlah Karyawan Awal = jumlah karyawan yang diterima pada awal sebelum adanya perekrutan dan keluarnya karyawan.

Jumlah Karyawan Akhir = jumlah karyawan yang keluar pada akhir setelah adanya karyawan yang keluar.

Dampak Negatif Turnover

Jika resign dilakukan oleh karyawan dengan kualitas dan produktivitas tinggi maka akan menjadi masalah bagi perusahaan untuk kembali mencari kandidat karyawan pengganti dengan performa yang sama baiknya. Bahkan, resign yang dilakukan oleh karyawan berkualitas rendah pun namun jika jumlahnya terlalu banyak dalam waktu yang bersamaan maka akan berpotensi mengganggu operasional perusahaan jika tidak segera mendapatkan penggantinya. Kalaupun sudah mendapatkan penggantinya maka masih dibutuhkan waktu beberapa hari hingga karyawan baru mampu mengikuti alur kerja sesuai perusahaan. Di masa ini perusahaan sangat rawan mengalami limbung pada sistem operasionalnya.

Dampak Positif Turnover

Percaya atau tidak, ternyata turnover tak selalu mengerikan buat perusahaan, karena ada juga dampak positif yang ditimbulkannya, yakni keluarnya karyawan dengan kualitas kerja yang kurang baik dan produktifitas rendah bisa memberikan keuntungan pada perusahaan sebagai proses seleksi alami yang menggeser karyawan bekualitas rendah untuk efisiensi perusahaan. Dengan demikian HRD bisa segera menggeser karyawan berkualitas rendah yang hanya menjadi beban keuangan perusahaan tersebut dengan karyawan yang lebih berkualitas. Dengan demikian, bisa diharapkan agar produktivitas perusahaan semakin meningkat.

Cara Mencegah Tingginya Tingkat Turnover

Ada beberapa cara ampuh yang bisa dilakukan untuk mengendalikan tingkat turnover pada perusahaan, yaitu:

  • Memperhatikan kesejahteraan seluruh karyawan dengan menunaikan hak-haknya seperti jaminan sosial, jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, gaji yang sesuai, adil dan sebagainya.
  • Memberikan program pengembangan karyawan dan kesempatan karir yang luas agar tipe karyawan yang ambisius, idealis dan berkualitas bisa terus bertumbuh dan berkembang tanpa melirik kesempatan karir di perusahaan lain.
  • Menciptakan lingkungan kerja yang baik sehingga membuat karyawan merasa nyaman. Berikan pula kesempatan bagi karyawan untuk mengutarakan pendapat dan keluh kesahnya hingga membantu memberikan solusi atas masalah yang sedang dihadapinya.
  • Meningkatkan kredibilitas perusahaan dengan selalu membuka diri pada perubahan dan perkembangan yang terjadi sehingga bisa membuat karyawan merasa bangga dan enggan berpindah ke perusahaan lain.
  • Memantau kinerja setiap karyawan agar bisa segera mengetahui mana karyawan berkualitas yang harus diperhatikan, dan mana karyawan berkinerja buruk yang harus segera diganti. Pemantauan ini tentu harus dilakukan secara objektif, misalnya dengan menggunakan fitur Pantau Kinerja Fingerspot.iO.

Dengan menggunakan fitur Pantau Kinerja Fingerspot.iO maka pemantauan kinerja karyawan bisa dilakukan secara objektif, mudah dan praktis karena memiliki berbagai keunggulan, diantaranya:

  • karyawan lebih mudah dalam melaporkan pekerjaannya, mengetahui apakah tugas yang dikerjakan sudah sesuai, sehingga bisa segera melakukan perbaikan jika ternyata diketahui adanya kesalahan pada tugas kerja yang dilakukan, memperoleh respon cepat dari atasan, dan menilai diri sendiri secara objektif apakah waktu kerja yang digunakan sudah optimal
  • Atasan bisa mendapatkan laporan pekerjaan dari karyawan secara realtime atau saat itu juga, memberikan penilaian atas hasil kerja karyawan secara objektif, mengetahui apakah seluruh laporan pekerjaan karyawan telah diperiksa guna menghindari risiko lupa memeriksa laporan kerja karyawan yang seringkali menghambat proses penyelesaian suatu pekerjaan.
  • Owner atau pemilik usaha bisa melakukan pemantauan kinerja semua karyawannya, sehingga bisa dijadikan dasar dalam menentukan langkah perusahaan apakah perlu mengganti karyawan berkinerja rendah dengan karyawan yang lebih berkualitas demi menjaga produktivitas perusahaan.

Dengan pemantauan kinerja yang objektif, mudah dan praktis lewat fitur Pantau Kinerja Fingerspot.iO maka perusahaan tidak perlu berhadapan dengan dampak negatif turnover, karena bisa dipastikan hanya karyawan berkualitas, berdedikasi dan berkinerja tinggilah yang saat ini bersinergi untuk memajukan dirinya dan perusahaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *