);

4 Rekomendasi Tools Pengembang Aplikasi Ini Mudah Dioperasikan

Zaman sekarang, bukan hal yang sulit mengembangkan sebuah aplikasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan kita. Termasuk kebutuhan pribadi, usaha, bisnis, atau perusahaan yang menaungi kita, semua orang atau pengembang dapat mengembangkan sebuah aplikasi sesuai keinginannya.

Setiap orang yang menekuni bidang pemrograman atau bergelut pada divisi Informasi & Teknologi (IT) dalam sebuah perusahaan pasti sudah tak asing dengan tools pengembang aplikasi. Saat ini, banyak sekali developer atau pengembang yang menciptakan tools ini. Tak heran, bila kamu menjadi bingung memilih tools manakah yang paling recomendeed untuk digunakan.

Bukan sekadar memilih tools pengembang dari developer terpercaya atau berpengalaman, kamu juga perlu mempertimbangkan fitur dan kegunaan di setiap tools pengembang aplikasi ini. Dari berbagai referensi dan survei, Sidik-Jari memiliki 4 rekomendasi tools pengembang aplikasi yang bisa kamu gunakan:

1.Xamarin

Xamarin merupakan salah satu software pengembang aplikasi berbasis Android. Xamarin ini, salah satu pengembang aplikasi yang mudah dijalankan dan dikelola, sehingga menjadi rekomendasi tepat bagi kamu yang ingin memulai mengelola atau mengembangkan aplikasi Android.

Tools pengembang aplikasi ini juga dilengkapi dengan berbagai API terbaru dari Google. Hal ini  tentu semakin memudahkan pengembang aplikasi saat mengembangkan aplikasinya. Bukan hanya itu saja, membuat aplikasi akan dirasa lebih mudah dan cepat bila menggunakan Xamarin ini. Meskipun proses pembuatan terbilang cepat, namun jangan khawatir terhadap perfoma yang dihasilkan. Dari berbagai ulasan atau user experience, aplikasi ini memang menghasilkan perfoma aplikasi yang baik.

2. Apache Cordova

Membuat aplikasi mobile akan semakin mudah menggunakan Apache Cordova ini. Tools pengembang aplikasi ini, membantu pengembang dalam membuat aplikasi mobile dengan menggunakan HTML, CSS, dan Java Script.

Menariknya, tersedia berbagai kumpulan API untuk mengakses device dari perangkat ponsel seperti kamera, GPS, dan storage. Keberagaman akses ini tentunya sangat sesuai dengan pengembang aplikasi memiliki kreativitas pengembangan yang mudah dan variatif. Bahkan, para pengembang bisa membuat aplikasi sekali coding tanpa harus melakukan implementasi ulang di setiap platform.

3. Developer.Fingerspot.iO

Bila tools pengembang aplikasi sebelumnya hanya berbasis android dan mobile saja, maka tools pengembang aplikasi satu ini memiliki fungsi pengembangan tambahan yang berkaitan dengan mesin absensi.

Jika Anda memiliki mesin absensi Fingerspot dan ingin mengembangkan aplikasi bisnis secara mudah, maka Developer.Fingerspot.iO merupakan tools yang tepat. Pengembang aplikasi dapat mengakses tools ini secara online melalui website tanpa perlu instal aplikasi dan mengatur jaringan khusus (IP Statik).

Menariknya, tools ini didukung dengan berbagai bahasa pemograman yang mudah dipahami atau user friendly. Anda bisa menggunakan tools ini untuk meningkatkan pengembangan IT di departemensumber daya manusia atau HRD di perusahaan.

4. Iconic Framework

Untuk tools yang direkomendasikan Sidik-jari kali ini memang dikhususkan untuk membangun aplikasi mobile hybrid dengan HTML5, CSS, dan AngularJS. Karena itu, tools ini sangat sesuai untuk digunakan dalam membuat aplikasi mobile.
Pengembang hanya perlu melakukan sekali coding untuk membangun aplikasi dalam berbagai perangkat. Sayangnya, Iconic Framework hanya menyediakan framework saja. Sehingga, pengembang tetap harus menggunakan phonegap untuk mengembangkan aplikasi secara lanjutan.

Dari 4 rekomendasi tools pengembang aplikasi yang Sidik-Jari ulas di atas, kamu bisa memilihnya sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan yang tentu mempertimbangkan, kemampuan pengembang, kebutuhan aplikasi yang dibuat, hingga sistem pengelolaannya.

Manakah tools pengembang aplikasi yang paling tepat untuk kamu coba? Semoga ulasan ini membantumu dalam memilih tools pengembang aplikasi.

Sumber:
Codepolitan
Fingerspot
Kompas Techno

4 Aplikasi Ini Dukung Pembelajaran Jarak Jauh

Situasi Pandemi Covid-19 ini memaksa kita untuk transisi ke tatanan baru kehidupan atau era new normal. Hal ini juga berdampak pada dunia Pendidikan yang mengharuskan semua aktivitas dilakukan secara daring atau online. Sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini kerap dianggap tidak efektif atau membebani.

Karena itu, pihak penyelenggara pendidikan atau lembaga pendidikan seperti: sekolah, perguruan tinggi dan lembaga pendidikan non formal mulai memutar otak untuk memilih teknologi yang bisa mendukung aktivitas pembelajaran jarak jauh ini.

Peran teknologi untuk mendukung aktivitas belajar mengajar di era new normal pada lingkungan sekolah ini memang sangat membantu proses pembelajaran jarak jauh. Tentunya, Anda ingin mendapatkan aplikasi atau teknologi yang memiliki banyak fitur untuk proses belajar mengajar hingga urusan manajemen sekolah yang serba online.

Sidik Jari punya 4 pilihan aplikasi yang merupakan teknologi pembantu untuk berjalannya aktivitas pembelajaran jarak jauh yang kekinian. Baca penjelasannya, dan pilih sesuai kebutuhan dan pertimbangan keuntungannya.

1.Aplikasi Zoom

Aplikasi Zoom merupakan aplikasi yang mendukung komunikasi atau pertemuan (meeting) online yang paling sering digunakan oleh masyarakat saat ini. Selain penggunaan yang mudah, Zoom juga memiliki fitur yang mudah dipahami.

Penggunaan aplikasi ini dimanfaatkan masyarakat sebatas untuk keperluan pertemuan online atau saat prosesi belajar mengajar.

Dengan jumlah peserta terbatas, maka guru bisa memberikan penjelasan materi kepada para siswanya. Termasuk staf atau pejabat lembaga pendidikan, juga bisa menggunakan aplikasi ini untuk kebutuhan meeting.

2. Aplikasi belajar FEdu.iO

Mungkin Anda akan mudah menemukan aplikasi belajar untuk menunjang kebutuhan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Namun, sebagian dari aplikasi belajar yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan pihak sekolah secara lengkap.

Salah satu aplikasi belajar yang Sidik-Jari rekomendasikan untuk mendukung PJJ adalah aplikasi FEdu.iO atau Fingerspot Education. Aplikasi milik Fingerspot ini, dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan siswa. Termasuk memiliki berbagai fitur yang diakses secara online untuk kemudahan siswa yang belajar dari rumah, maupun guru dan staf sekolah yang mengatur manajemen sekolah.

Menariknya, untuk pihak manajemen sekolah bisa mengatur berbagai kebutuhan administrasi seperti absensi dan pencatatan laporannya melalui aplikasi ini. Sebagai informasi, FEdu.iO ini terintegrasi dengan mesin absensi telapak tangan. Mengingat saat ini tren touchlessmenjadi primadona di saat pandemi, maka aplikasi ini memiliki banyak manfaat untuk berbagai pihak di lembaga pendidikan.

3. SPADA

Bagi lembaga pendidikan di tingkat perguruan tinggi, aplikasi SPADA atau Sistem Pembelajaran Daring Indonesia ini terbilang sering digunakan. Anda dapat memanfaatkannya untuk proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang mudah dan efektif.

SPADA merupakan sistem pembelajaran secara daring untuk tingkat Perguruan Tinggi yang langsung terhubung ke sistem masing-masing Perguruan Tinggi. Sudahkah perguruan tinggi Anda mencobanya?

4. Media sosial

Salah satu cara yang sering digunakan saat PJJ hingga saat ini adalah media sosial. Meskipun berbagai permasalahan dapat ditimbulkan akibat komunikasi yang kurang efektif, namun pemanfaatan media sosial ini terbilang yang favorit loh.

Sebagian besar sekolah atau lembaga pendidikan memanfaatkan media sosial sebagai media untuk mengumpulkan tugas atau membagikan tugas-tugas para siswa. Mungkin media sosial terlihat menyenangkan dan ramah untuk para siswa dan mahasiswa yang akrab dengan aplikasi media sosial.

Namun, untuk optimalisasi proses PJJ, baiknya Anda memilih 3 aplikasi di atas untuk komunikasi yang efektif dan manajemen sekolah atau perguruan tinggi yang lebih profesional.

Dengan memanfaatkan 4 aplikasi di atas, berbagai budaya kerja di lingkungan sekolah di era new normal akan terlaksana dengan efektif dan mudah. Silakan mencoba!

Sumber:

Fingerspot.com
Zoom
SPADA Kemendikbud

4 Budaya Kerja Baru di Era New Normal

Sudah kembali bekerja secara offline di kantor? Apa yang berbeda dengan budaya kerja Anda kali ini?

Tentunya, akan ada budaya-budaya baru yang harus dibiasakan. Usai menjalankan berbagai aktivitas kerja di rumah, kini Anda akan mendapatkan budaya kerja baru di masa pendemi Covid-19. Karena meski sudah new normal, bukan berarti pandemi ini berakhir.

Jadi, inilah 4 budaya kerja baru yang harus Anda ketahui dan biasakan di era new normal:
1. Menggunakan absensi online. Karena beragamnya jadwal kerja, perusahaan pasti akan menerapkan kebijakan yang disesuaikan. Absensi online ini akan menjadi hal yang paling terasa di budaya kerja era new normal. Mengingat, sebagian karyawan ada yang melakukan pekerjaan di rumah, Sebagian di kantor, atau sebagian masih harus bekerja dengan mobilitas tinggi.
Melalui absensi online, karyawan bisa melakukan absen kehadiran melalui ponsel. Tentunya dengan banyak data pendukung yang biasanya sudah tertata di aplikasi tersebut. Kini banyak developer software yang menyediakan absensi online agar pendataan absensi menjadi lebih mudah dan akurat.
Menariknya, karyawan juga bisa melakukan pengajuan izin dan atasan pun dapat menyetujui izin tersebut melalui aplikasi. Jadi, terbiasalah dengan penggunaan absensi online yang memudahkan kita melakukan proses absensi dengan akurasi yang terjamin.

2. Penggunaan layanan online meeting. Sudahkah kalian terbiasa dengan berbagai pertemuan kerja atau meeting secara virtual atau online? Aktivitas ini menjadi sebuah kebutuhan kerja saat ini untuk melakukan koordinasi karena harus membatasi diri untuk bertemu satu sama lain atau physical distancing.Menariknya, pengumuman rapat atau meeting online bisa dilakukan melalui aplikasi absensi online tadi. Sebab, aplikasi absensi online juga memiliki keunggulan lain yang menunjang berbagai kebutuhan kerja dan koordinasi.
Bukan sekadar absensi online, namun juga memiliki fitur pengumuman yang terintegrasi ke seluruh karyawan. Salah satu absensi online yang direkomendasikan Sidik-Jari adalah Fingerspot.iO. Anda bisa pelajari berbagai fitur di dalamnya, yang memudahkan budaya kerja baru saat ini.

3. Penerapan protokol kesehatan. Ketika pandemi Covid-19 ini datang, seluruh masyarakat sudah terbiasa dengan kewajiban dan kebijakan penggunaan protokol kesehatan. Diantaranya, karyawan harus menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, hingga melakukan pengukuran suhu tubuh. Semua upaya ini, akan dilakukan oleh perusahaan sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19.
Apakah pengawasan ini bisa dipantau secara online? Tentu saja!Aplikasi absensi online juga bisa melampirkan data pemeriksaan suhu, seperti: foto hasil suhu tubuh, hingga bukti foto kesehatan pendukung yang dibutuhkan.

4. Work from Home dan Work from Office. Tren budaya kerja di era new normal ini mengatur sebagian karyawan untuk bekerja dari rumah dan sebagian lainnya harus bekerja dari kantor. Karena itu, perusahaan harus bisa memaksimalkan kerja dengan tipe ini. Karena itu, fitur-fitur dalam aplikasi abensi online, bisa jadi pilihan tepat untuk memaksimalkannya. Salah satunya, fitur E-Learning dan fitur Pantau Kinerja yang ada di absensi online Fingerspot.iO.

Kenali 4 budaya kerja baru di era new normal  ini dan mulailah beradaptasi. Semoga semua pekerjaan kita dimudahkan!

Tren Touchless Teknologi di Era New Normal

Era new normal yang kini diubah istilah menjadi adaptasi kebiasaan baru memperbolehkan masyarakat untuk melakukan aktivitas seperti biasanya dengan mengikuti protokol kesehatan tentunya. Melalui adaptasi kebiasaan baru, diharapkan aktivitas roda perekonomian akan berjalan normal kembali.

Berbagai tempat seperti perkantoran, mall, kafe, restoran, hotel, tempat wisata, dan sebagainya mulai melakukan aktivitas kembali setelah berhenti beberapa bulan karena dampak dari Covid-19. Tentunya hal ini membuat seluruh tempat mau tidak mau untuk merapkan protokol kesehatan. Selain itu, masyarakat juga sudah mulai untuk membiasakan diri dengan mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak saat berada di luar rumah.

Bukan hanya sekadar memastikan masyarakat mengikuti protokol kesehatan, berbagai inovasi dihadirkan untuk mendukung kegiatan di era adaptasi kebiasaan baru. Salah satunya adalah penggunaan teknologi. Teknologi touchless atau tanpa sentuh kini menjadi tren di berbagai tempat umum maupun perusahaan untuk memastikan agar tetap higienis saat melakukan aktivitas di luar ruangan. Apa saja tren touchless teknologi saat ini?

  1.Touchless lift button

Tombol lift merupakan salah satu benda yang banyak digunakan oleh orang saat akan berpindah dari satu lantai ke lantai lainnya. Tentunya hal ini menimbulkan kekhawatiran apabila tombol lift menjadi media penularan Covid-19. Oleh karena itu kini beberapa tempat umum mengubah tombol lift dengan menggunakan sensor telapak tangan. 

  2. Mesin absensi vein atau telapak tangan

Menggunakan sensor telapak tangan, pengguna mesin absensi vein dapat secara langsung merasakan touchless teknologi di lingkungan perusahaan. Salah satu brand yang mengeluarkan dengan sensor telapak tangan adalah Fingerspot. Hanya dengan mengarahkan telapak tangan ke kamera mesin, mesin absensi akan langsung secara otomatis mencatat kehadiran karyawan di perusahaan. Bukan hanya itu saja, mesin absensi vein Fingerspot ini dapat dijadikan sebagai akses kontrol pintu. Karyawan bisa membuka pintu dengan mudah menggunakan telapak tangan.

3. Sistem parkir tanpa sentuh

Penggunaan tombol tanpa sentuh kini telah diterapkan di tempat parkir. Pengunjung yang akan memasuki area parkir hanya perlu melambaikan tangan ke sensor. Secara otomatis sensor akan membaca telapak tangan dan pengunjung mendapatkan karcis parkir tanpa harus menekan tombol.

4. Penggunaan absensi online karyawan

Absensi online karyawan mempermudah pengguna untuk melakukan absensi kehadiran dengan ponsel. Salah satu absensi online yang mudah digunakan adalah Fingerspot.iO. Dengan menggunakan absensi online, karyawan yang kembali melakukan aktivitas kerja dapat melakukan absensi kehadiran di ponsel sehingga meminimalisir terjadinya sentuhan.

5. Touchless hand sanitizer

Penggunaan hand sanitizer di luar rumah tentu memudahkan pengguna untuk mencuci tangan tanpa harus mencari air mengalir dan sabun. Akan tetapi hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran apabila penggunaan botol hand sanitizer menjadi media penularan Covid-19.  Oleh karena itu, adanya inovasi sensor telapak tangan pada tempat hand sanitizer meminimalisir terjadinya kontak fisik dengan pengguna. Pengguna hanya perlu mengarahkan telapak tangan pada bagian bawah tempat hand sanitizer.

Apakah Anda masih belum menggunakan touchless teknologi? Bersiap gunakan mulai dari sekarang agar aktivitas di luar rumah dapat dilakukan dengan nyaman.

Sumber:

CNN Indonesia

Kompasiana

Web Fingerspot

New Normal: Benda Higienis Jadi Primadona Termasuk Pilihan Mesin Absensi

Pandemi Covid-19 telah mengubah gaya hidup masyarakat menjadi lebih higienis dan mengedepankan kebersihan. Tak heran, bila saat ini berbagai hal dengan nilai higienitas tinggi lebih diminati banyak orang.

Era new normal membuat masyarakat semakin cerdas menyuguhkan dan memilah berbagai hal yang mengedepankan higienitas. Pada kenyataannya, masyarakat akan lebih memilih penjual makanan di pinggir jalan yang mengenakan alat pelindung diri, memilih restoran & menggunakan jasa yang menerapkan protokol kesehatan.

Dalam setiap kebutuhan, benda higienis akan menjadi primadona di era new normal, termasuk mesin absensi. Ya, mesin absensi merupakan benda yang digunakan oleh banyak orang secara bergantian. Terlebih di era new normal, sebagian besar perusahaan sudah kembali menerapkan kebijakan kerja dari kantor atau work from office (WFO).

Sebenarnya, banyak alternatif bagi perusahaanmu agar proses absensi   tetap berjalan lancar dengan tetap menjaga higienitas:

1. Mesin absensi sidik jari
Dengan mesin sidik jari, kamu tetap bisa menggunakannya secara higienis. Menyediakan hand sanitizer, atau kemudian membersihkan tempat sidik jari sebelum digunakan karyawan lain. Memang lebih rumit, namun tidak akan mengeluarkan biaya pembelian dan perawatan yang tinggi untuk mesin jenis ini. Sidik-jari.com pernah mengulas cara memilih mesin sidik jari yang recommended untuk jadi alternatif pilihan.

2. Mesin absensi wajah
Mesin absensi dengan sensor wajah menjadi pilihan yang banyak diminati perusahaan di masa pandemi Covid-19 ini. Fenomena baru karena pandemi ini, membuat masyarakat khawatir dan ragu melakukan aktivitas yang berhubungan dengan sentuhan. Cukup dengan wajah, karyawan dapat melakukan proses absensi dengan akurat. Pilihan mesin absensi sensor wajah ini cukup banyak. Banyak brand yang memiliki varian mesin absensi wajah ini, seperti: Fingerspot, solution, ZKteco, dll.

3. Mesin absensi telapak tangan (Vein)
Mesin absensi menggunakan telapak tangan (vein) ini memiliki cara kerja yang sama dengan mesin absensi wajah. Mesin ini masih terbilang baru, namun menjamin higienitas proses absensi. Salah satu brand yang mengeluarkan produk terbaru dengan telapak tangan ini adalah Fingerspot. Hanya dengan menghadapkan tangan ke kamera mesin absensi, mesin absensi telapak tangan ini sudah bisa mencatat kehadiran karyawan dengan akurat. Karyawan bisa lebih tenang melakukan proses absensi tanpa menyentuh mesin.

4. Aplikasi absensi
Dilihat dari berbagai sumber dan marketplace, kamu akan banyak menemui aplikasi absensi untuk memantau kinerja karyawan perusahaan. Cara ini juga terbilang efektif untuk mengganti cara mencatat kehadiran karyawan. Mengingat fungsinya bisa digunakan di mana saja dan kapan saja sesuai aturan perusahaan. Minim penggunaan mesin dan mengandalkan sistem online.

Mau mencatat kehadiran karyawan dengan higienis dan akurat? Semua tergantung pilihan dan pertimbangan instansi. Semoga membantu!